Review Film Toy Story 4

Woody dan Perbedaan Pandangan


"I was meant for soup, salad, maybe chili and then the trash! I'm litter! Freedom!"

Begitulah ocehan Forky kepada Woody. Ocehannya tersebut seakan menegaskan pendirian Forky bahwa ia seharusnya tinggal di tempat sampah karena ia adalah sampah! Bagi Forky menjadi sampah bukanlah keburukan dan tidak harus dihindarkan. Forky lebih bahagia dan bangga menjadi sampah daripada mainan seperti Woody dan  kawan-kawannya.

Cerita Toy Story 4 dimulai dengan kilasan masa lalu saat Woody dkk. masih dimiliki oleh Andy. Kilasan tersebut memperlihatkan Bo Peep (mainan wanita pengembala kambing) dijual. Hal itu terjadi karena Molly (adik Woody) yang memilikinya tidak lagi tertarik pada mainan. Kilasan tersebut menjadi alasan mengapa Bo Peep tidak muncul di Toy Story 3.

Setelahnya kita akan melihat kehidupan mainan milik Bonnie (sebagian merupakan mainan milik Andy yang kemudian diberikan pada Bonnie). Semua berjalan seperti biasa, Bonnie bermain bersama mainannya tetapi tanpa Woody. Pada film ini Woody bergabung bersama beberapa mainan yang sudah tidak dimainkan lagi atau bahkan dilupakan oleh Bonnie.


Bonnie dalam kesendiriannya di hari pertama sekolah berhasil membuat suatu kerajinan. Ia membuat kerajinan tersebut dari perlengkapan yang dibuang oleh teman sekelasnya. Woody yang menyusup dalam tas Bonnie mengembalikan kembali perlengkapan kerajinan yang sudah di buang tersebut ke meja Bonnie. Bonnie berhasil membuat karya berupa mainan yang diberi nama Forky (karena berasal dari sendok garpu/Spork). Forky begitu disukai oleh Bonnie. Woody sadar akan hal itu. 

Forky merupakan konflik dalam cerita. Forky selalu berusaha masuk ke tempat sampah, padahal Bonnie sangat menyukai Forky. Woody tidak ingin Bonnie sedih karena kehilangan Forky dan berusaha meyakinkan Forky bahwa ia mainan milik Bonnie. Forky memiliki keyakinan yang kuat sebagai sampah sehingga membuat Woody kesulitan untuk meyakinkannya. 

Film ini berhasil membuat saya tersenyum hampir sepanjang film. Ceritanya menyenangkan dan banyak hal lucu yang dapat ditemukan. Komedi yang diangkat berhasil menghibur penonton. Tingkah konyol Forky dan beberapa mainan baru lainnya sukses membuat penonton tertawa. Menurut saya, ini adalah film Toy Story terlucu di antara seri lainnya.

Toy Story 4 juga menyajikan peralihan pandangan baru Woody tentang kehidupan mainan. Pada pandangan awal Woody di Toy Story, kehidupan mainan akan berarti jika dimiliki oleh seseorang. Pandangan baru yang ada di Toy Story 2 dan 3 tentang mainan yang tidak harus selalu dimiliki oleh seseorang selalu berakhir pada pandangan awal, dimiliki seseorang adalah kehidupan mainan yang lebih baik. Hal itu tidak berlaku di Toy Story 4 ini.

Woody mulai dilupakan oleh Bonnie, dan itu adalah awal mula goyahnya keyakinan Woody. Hidup sebagai mainan milik seseorang seakan tak lagi menjadi harapan Woody. Kemunculan Forky menjadi awal berubahnya tujuan hidup Woody. Dari keinginan menjadi mainan yang sering dimainkan Bonnie,  kemudian menjadi berjuang agar Forky tetap mau menjadi mainan Bonnie dan membuat Bonnie bahagia.


Pertemuan Woody dengan Bo Peep menjadi penggoyah pandangan Woody. Dilema muncul dalam pemikiran Woody dengan melihat kebahagiaan Bo Peep hidup di taman bermain. Bo Peep bahagia sebagai mainan "liar" yang tidak dimiliki siapapun. Hal itu membuat Woody berpikir kembali tentang pandangannya akan kehidupan mainan. 

Berbedanya pemahaman dan kehidupan mainan yang ada di Toy Story adalah cerminan. Manusia di dunia tentunya memiliki pengalaman berbeda yang membuat pemahaman mereka berbeda. Bergantinya pemahaman merupakan keniscayaan. Hal itu wajar terjadi dan sudah seharusnya kita memahami perbedaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dakwah Islam di Indonesia dan Dakwah Era Kemerdekaan

Politik Isolasi Jepang Pada Masa Pemerintahan Tokugawa

Sejarah Flu Burung di Dunia