Dakwah Islam di Indonesia dan Dakwah Era Kemerdekaan

Dakwah merupakan istilah yang umum dalam mengartikan kegiatan penyebaran Islam. Dakwah di Indonesia memiliki berbagai macam cara dan hal lain selain dakwah juga dapat menyebabkan pertumbuhan muslim di Indonesia meningkat pesat. Perkembangan dakwah Islam di Indonesia perlu diketahui dan dipahami sebagai suatu hal yang membentuk mayoritas masyarakat Indonesia saat ini.

Dakwah di Indonesia

Dakwah di Indonesia umumnya terjadi secara bertahap. Berbagai macam cara dakwah dilakukan oleh muslim yang memang berniat berdakwah ataupun yang hanya berniat pada kepentingannya saja. Teori masuknya Islam ke Indonesia melalui pedagang nampaknya menjadi dasar konsep dakwah yang dilakukan pedagang. Baik itu dengan berdakwah dengan menyampaikan melalui lisan ataupun secara tidak langsung dengan perilaku dari para pedagang muslim tersebut. Dakwah melalui seni juga dilakukan oleh para pendakwah. Seperti yang dilakukan salah satu Wali Songo yaitu Sunan Bonang yang menggunakan alat musik bonang sebagai medianya.

Islam dapat berkembang begitu pesat di Indonesia disebabkan oleh interaksi muslim dari luar dengan penduduk asli. Pertumbuhan muslim dipercepat dengan adanya pernikahan antara orang muslim dari luar dengan pribumi yang awalnya non-muslim lalu menjadi muslim. Raja yang tertarik dengan Islam karena ajarannya ataupun karena melihat keuntungan yang luar biasa jika menjadi muslim menjadikan Islam berkembang pesat di masyarakat yang dipimpinnya. Hal itu terjadi dikarenakan pengaruh raja yang kuat kepada rakyatnya. Rakyat suatu negara akan mengikuti jejak dari rajanya karena mereka menganggap raja adalah orang yang patut diikuti. Penaklukan oleh kerajaan muslim juga dapat berpengaruh pada masyarakatnya yang akan menjadi muslim untuk mengikuti penguasa mereka.

Hubungan diplomatik antara kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dengan pusat pemerintahan Ustmani di Turki juga seringkali dilakukan baik untuk kepentingan militer, politik, maupun perdagangan. Mataram adalah salah satu kerajaan yang  menjalin hubungan dengan Turki Ustmani. Hubungan tersebut akhirnya menghasilkan hak gelar kesultanan yang merubah Mataram menjadi Kesultanan dan Susuhunan Nyakra-Kusuma menjadi “Sultan Muhammad Agung” (Vlekke, 2016:140-141). Hubungan diplomatik tersebut juga menjadikan Mataram lebih ketat dalam menjalankan hukum Islam yang ada.

Dakwah Era Kemerdekaan

Moh. Natsir dalam Khotbahnya.
Sumber: republika.co.id

Kondisi dakwah Islam di Indonesia pada era kemerdekaan menjadi lebih terorganisir dan lebih modern. Organisasi seperti Muhammadiyah dan NU menjadi penggerak dakwah Islam di Indonesia pada saat itu. Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) memang gerakan Islam didukung oleh pemerintah pendudukan Jepang walaupun diawasi sangat ketat. Pemerintah pendudukan Jepang memfasilitasi dan mendukung pembentukan organisasi Islam memang dalam rangka mencari dukungan dari umat Islam. Namun propaganda yang dilakukan Jepang tidak berpengaruh bagi para elit Islamis yang justru mereka memanfaatkan Jepang untuk membentuk umat yang lebih kuat. Perlawanan dilakukan oleh para petani atas respon dari perintah Jepang untuk menyerahkan beras kepada mereka yang dipelopori oleh kyai NU dan santri-santrinya di Priangan pada Februari 1944 (Ricklefs, 2011:309). Masyumi memperoleh perizinan dari pemerintah Jepang untuk membentuk sayap militer yang bernama Barisan Hizbullah pada bulan Desember 1944. Hal itu justru memperkuat rakyat Indonesia dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan nantinya.

Persiapan kemerdekaan Indonesia melalui BPUPKI yang dibentuk oleh Jepang mengalami proses yang panjang. Dasar negara menjadi pembahasan yang begitu sengit dimusyawarahkan oleh para elit politik Indonesia dari tokoh nasionalis dan islamis. Para ulama berusaha memperjuangkan demi tegaknya syariat Islam di Indonesia. Hatta berusaha melobi para ulama untuk bersedia Indonesia bukan berdasarkan Islam demi persatuan Indonesia. Akhirnya Indonesia dibentuk sebagai negara republik. Kekecewaan umat Islam yang menginginkan syariat Islam berdiri, tetap pada keyakinan bahwa berjuang untuk kemerdekaan Indonesia adalah jihad. Fatwa ulama NU tentang melawan Belanda dan Sekutu adalah jihad membuktikan umat Islam masih punya rasa nasionalisme dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Kesimpulan

Kondisi dakwah Islam pada setiap era memang berbeda-beda tergantung kondisi yang ada. Tentunya dakwah pada awal kemerdekaan berbeda dengan masa sekarang. Pentingnya mengetahui sejarah dari perkembangan dakwah Islam di Indonesia adalah kita dapat mengambil pelajaran untuk mengembangkan dakwah Islam pada masa sekarang. Kita juga dapat mengetahui latar belakang Islam di Indonesia hingga bisa seperti saat ini.

Oleh Ahmad Zainudin
Jakarta, 2017


Sumber:

Afroni, Sihabudin, dkk. Materi Pembelajaran Matakuliah Pengembangan Kepribadian Agama Islam. Depok: Universitas Indonesia, 2006.

Berlian, Samsudin. Eds. Nusantara: Sejarah Indonesia terj. dr. Bernard H.M. Vlekke. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2016.

Hardjowidjono, Dharmono. Eds. Sejarah Indonesia Modern terj. dr. M.C. Ricklefs. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011.